Jumat, 14 Desember 2012

Self Awarennes (kesadaran Diri Kaitannya dengan Mobility)


Self Awarennes
(kesadaran Diri Kaitannya dengan Mobility)


“Keberadaan manusia di dunia bukan sekedar ada dan berada, tetapi lebih penting lagi, ia dapat mengada.” Kira-kira seperti itulah kutipan dari sebuah buku yang pernah saya baca. Maksud dari pernyataan ini bahwa manusia itu memiliki peran penting baik sebagai objek ataupun subjek dalam sejarah kehidupan ini, bahkan manusia dapat mengada atau mengubah sesuatu yang telah ada. Mengapa demikian? Itu karena akal dan potensi yang dimilikinyalah manusia mampu menjadi seperti itu dan menduduki derajat tertinggi dibanding makhluk lainnya.
Akan tetapi, banyak manusia di dunia ini yang tidak ataupun belum sadar akan potensi yang diberikan Allah kepadanya sebagai anugerah sehingga mereka tidak menggunakan dan memanfaatkan potensi itu secara maksimal. Inilah yang menyebabkan manusia merasa kurang baik dalam hidupnya, merasa hidup yang dijalaninya kurang bermakna serta belum tercapainya kebahagiaan dalam hidup mereka. Oleh karena itu penting sekali bagi manusia untuk sadar akan potensi yang dimilikinya bahkan manusia harus menyadari semua yang ada dan terkait dengan dirinya sendiri.
Sadar dan menyadari, inilah kunci dari pembahasan yang akan lebih disoroti dalam penulisan artikel ini. Kesadaran itulah yang hanya dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan Tuhan yang lain. Kesadaran juga merupakan salah satu kunci dalam menjalani kehidupan. Dengan kesadaran yang dimiliki, manusia dapat menempatkan diri sesuai fungsinya baik sebagai objek/subjek yang sehat, sebagai masyarakat yang baik dan tertib juga sebagai manusia yang dapat menerima kenyataan atau realitas kehidupan sehingga menjadi individu yang bertanggung jawab.
Begitu pentingnya kesadaran yang harus dimiliki manusia, sehingga pembahasan mengenai kesadaran diri (self awarennes) yang dikaitkan/dihubngkan dengan gambaran manusia yang memiliki mobility (kapasitas untuk bergerak) ini cukup menarik. Penulisan ini merupakan hasil dari pengamatan empiris / pengalaman saudara saya sendiri.
Adapun fakta empiris yang telah dialami saudara saya kira-kira seperti ini:
Sebut saja TS, dia merupakan mahasiswi di salah satu Perguruan Tinggi Swasta di bandung yang menggeluti jurusan psikologi. Sebenarnya dia merupakan anak yang ceria, pandai bergaul dan pintar serta berprestasi, terbukti dari prestasi akademik yang di perolehnya. Waktu masih Sekolah Dasar (SD) dia selalu menjadi juara kelas dan lulus sebagai juara umum pertama, di tingkat Sekolah menengah Pertama (SMP) dia juga masuk kedalam kelas unggulan dan senantiasa masuk peringkat 5 besar dikelasnya serta lulus sebagai juara umum ketiga. Di tingkat selanjutnya yaitu SMA, dia juga slalu masuk peringkat tiga besar di kelasnya. Sampai pada awal waktu kelas tiga SMA, prestasinya mulai menurun, dia telah mengenal yang namanya pacaran atau menjalin hubungan dengan lawan jenis pada waktu itu. Dia bilang sering bermasalah dengan pasangannya ketika waktu Ujian Nasional semakin dekat, sehingga dia lulus dengan nilai yang tidak begitu memuaskan baginya. Disinilah titik awal perubahan sikap TS yang mulanya ceria dan pandai berinteraksi dengan lingkungannya menjadi seseorang yang lebih pendiam, murung dan pasif.
Perubahan sikap TS semakin terlihat ketika dia kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak dapat masuk di Perguruan Tinggi Negeri yang dia inginkan selama ini. Keinginannya masuk di jurusan sains yaitu matematika dan kimia juga tidak terpenuhi sehingga dia terpaksa masuk dan menjalani jurusan yang dia ambil sekarang. Dia sering kali cemas, sedih, rendah diri dan seperti hilangnya kepercayaan kepada dirinya sendiri serta sering emosional karena dia merasa tidak bisa dan menutup diri dengan kenyataan hidup yang dia hadapi. Dia beranggapan potensinya adalah di bidang perhitunngan (matematika), terbukti dengan nilai-nilai yang diperolehnya selalu baik dibanding mata pelajaran yang lain dan dia juga pernah mengikuti perlombaan ataupun olimpiade matematika waktu SMP dan SMA. Selain itu dia juga sering menyalahkan diri sendiri karena telah memutuskan untuk berpacaran juga selalu menyalahkan mantan kekasihnya itu, “karena dialah aku sekarang seperti ini”, itulah kira-kira yang TS selalu katakan di sela-sela penyesalannya.
Sekarangpun dia masih kelihatan kurang percaya diri dan lebih banyak diam, motivasi belajarnya rendah padahal prestasinya tidak begitu buruk, IPK nya masih diatas 3 koma.
Sekilas dari fakta empiris tersebut maka bisa kita kajia secara teoritik atau menganalisis pengalaman TS yang menyebabkan perubahan sifat dan prilakunya. Akan tetapi, sebelum kita menganalisis fakta empiris diatas maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenani apa itu kesadaran diri?. Secara harfiah, kesadaran sama artinya dengan mawas diri (awareness). Kesadaran juga bisa diartikan sebagai kondisi dimana seorang individu memiliki kendali penuh terhadap stimulus internal maupun stimulus eksternal. Namun, kesadaran juga mencakup dalam persepsi dan pemikiran yang secara samar-samar disadari oleh individu sehingga perhatiannya terpusat.
Menurut Koentjaraningrat, kesadaran adalah hal yang dirasakan, atau dialami oleh individu. Keseluruhan perasaan dan pengetahuan seorang individu beserta proses-proses yang terjadidalam pemikiran dalam jiwa seseorang individu yang berhubungan dengan hal itu, proses-proses terhenti makna waktu tidur, pingsan atau koma.
Proses kesadaran ini mencakup beberapa peristiwa kejiwaan yaitu perasaan, pengalaman dan proses berpikir yang berhubungan dengan sesuatu hal tertentu dan akan terus berlangsung selama manusia itu hidup. Kesadaran diri (Self Awareness) adalah perhatian yang berlangsung ketika seseorang mencoba memahami keadaan internal dirinya. Prosesnya berupa semacam refleksi dimana seseorang secara sadar memikirkan hal-hal yang ia alami berikut emosi-emosi mengenai pengalaman tersebut. Dengan kata lain, Self Awareness juga merupakan keadaan ketika kita membuat diri sendiri sadar tentang emosi yang sedang kita alami dan juga pikiran-pikiran kita mengenai emosi tersebut.
Jadi Kesadaran merupakan unsur dalam manusia dalam memahami realitas dan bagaimna cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup yang sadar akan dirinya. Kesadaran yang dimiliki manusia yaitu kesadaran dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya. Manusia memiliki kesadaran akan dirinya sebagai identitas yang sehat dan terpisah serta memiliki kesadaran akan kehidupan yang baik/bermakna, serta akan kenyataan/realitas kehidupan akhirat.
Dari fakta empiris diatas, dapat disimpulkan sementara bahwa individu tersebut belum sepenuhnya sadar akan perasaan, prilaku dan proses berpikirnya. TS belum bisa dikatakan sebagai manusia yang sehat, karena manusia dikatakan sehat jika aspek bio-psiko-sosial-spiritualnya juga baik. Mungkin secara fisik dia tidak terlihat seperti orang yang sakit tapi secara kejiwaan ataupun mental dia mengalami gangguan kesehatan mental/jiwa. Menurut Drs. H. Isep Zainal A., M.Ag. dalam bukunya Bimbingan Penyuluhan Islam, gangguan kesehatan jiwa adalah gangguan yang menyebabkan kepribadian seseorang terganggu sehingga tidak sanggup atau mengalami berbagai kegagalan dalam menjalankan tugas kehidupannya sehari-hari[1]. Definisi lain mengenai kesehatan mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa (kognitif, afektif dan konatif), serta memiliki kesanggupan untuk menghadapi problema-problema yang biasa terjadi dan merasakan secara positif akan kebahagiaan kemampuan dirinya. Dan bertujuan mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi bakat dan bawaan yang ada semaksimal mungkin sehingga membawa pada kebahagiaan hidup. Jadi TS tidak sehat mentalnya dikarenakan dia belum mampu menyadari dan mnegaktualkan segenap potensi yang dimilikinya.
Seringkalinya TS merasa cemas, sedih, rendah diri dan seperti hilangnya kepercayaan kepada dirinya sendiri serta sering emosional (pemarah) merupakan pengaruh gangguan kesehatan mental terhadap perasaannya. Adapun mengenai prestasi belajarnya yang menurun itu juga dapat dikarenakan pengaruh dari gangguan kesehatan mental terhadap pikiran/kecerdasannya. Seseorang yang terganggua kesehatan mentalnya tidak dapat mengkonsentrasikan pikiran tentang suau hal yang penting, kemampuan berpikirnya menurun sehingga seseorang merasa seolah-olah tidak cerdas, pikirannya tidak dipergunakan. Prilaku pendiam, murung dan pasifnya juga merupakan dampak dari kesehatan mentalnya yang terganggu.
Terganggunya kesehatan mental tersebut menjadikan TS belum dapat memahami mengenai hakikat kehidupan yang baik dan bermakna serta menyebabkan TS belum mendapatkan ketenangan dan kebahagian hidup. Karena menurut Zakiah Drazat yang menentukan ketenangan dan kebahagiaan hidup adalah kesehatan mental. orang yang sehat mentalnya tidak akan lekas putus asa, pesimis atau apatis karena ia dapat menghadapi semua rintangan atau kegagalan dalam hidup dengan tenang dan wajar serta menerima kegagalan sebagai pelajaran yang akan membawa kesuksesan nantinya.
Jika dilihat dari segi hambatannya, TS mengalami peristiwa atrofi yaitu dimana dia merasa merana disebabkan suatu perubahan penurunan prestasinya. Karena ketidak siapannya menghadapi peristiwa atrofi itu menyebabkan TS terganggu kesehatan mental/jiwanya.
Sikap selalu menyalahkan orang lain (mantan kekasihnya) atas semua yang terjadi pada diri TS sekarang ini merupakan salah satu bentuk escape mecanism yaitu sikap mencari pelarian diri. Dalam pendekatan psikoanalisis peristiwa ini merupakan bentuk lain dari reaksi emosional individu terhadap kegagalan dan ketegangan yang disebut dengan proyeksi. Dimana jika terjadi kecemasan yang ditimbulkan Id dan super ego maka ego berusaha melemparkan sebab kecemasan kepada objek diluar diri agar ketegangan menjadi reda[2].
Belajar di tengah-tengah keadaan yang tidak ia sukai dan menurutnya tidak sesuai dengan potensi yang dimilikinya akan tetapi bisa meraih IPK yang lebih dari 3 koma, bisa diumpamakan seperti cerita populer mengenai seekor elang yang lahir di komunitas ayam. Karena lahir dan tumbuh di lingkungan itu, sang elang merasa yakin bahwa dia seekor ayam yang tidak ada bedanya dengan anak-anak ayam. Ia berkokok dan berjalan layaknya seekor ayam. Tak pernah ia mengepakkan sayapnya. Takala suatu hari dia melihat elang terbang tinggi dengan gagahnya, ia hanya bisa ternganga dan berdecak kagum sambil melamun seandainya ia bisa terbang tinggi seperti elang itu.
Cerita ini hanyalah simbol dari suatu ketidaksadaran diri, sehingga seseorang tidak dapat berprestasi sesuai dengan pontensi yang dimilikinya. Oleh karena itu kesadaran diri atau (self-awareness) di yakini merupan satu dari sekian kunci keberhasilan hidup.
Begitu pentingnya kesadaran diri (self-awareness) maka diperlukanlah perubahan-perubahan bagi individu menuju hal yang lebih baik lagi agar individu sadar akan dirinya, sadar akan fungsinya dan sadar akan posisinya dalam menjalani kehidupan. Individu yang memiliki keinginan untuk bergerak dan berubah merupakan salah satu gambaran manusia yang mobility. Dalam kamus psikologi J.P. Caplin mobility merupakan kapasitas atau kemauan untuk membuat perubahan cepat pada satu tempat huni seseorang, dengan implikasi bahwa dengan melakukan perpindahan, seseorang dapat memperbaiki atau meningkatkan posisinya[3]. Jadi mobilisasi disini merupakan keinginan atau kemauan individu untuk berubah dari kondisi yang tidak sadar akan dirinya kepada suatu kondisi tercapainya kesadaran individu sehingga dapat menjadi manusia yang sehat dan memiliki kehidupan yang baik dan bermakna.
Untuk melakukan mobilisasi dalam menumbuhkan kesadaran diri tersebut maka diperlukan beberapa tahapan, yaitu:
1.        Ready of challange
Yaitu siap untuk menghadapi tantangan. Maksudnya individu harus siap untuk menghadapi semua persoalan ataupun masalah yang sedang dan akan dihadapinya. Seperti pengalaman TS yang belum sadar akan dirinya dikarenakan belum siapnya dia menghadapi perubahan yang terjadi padanya.
2.      Front of challange
Yaitu menghadapi tantangan. Setelah siap dengan apapun yang akan terjadi selanjutnya hadapi masalah itu dengan baik dan tepat. jangan lari dari masalah karena itu akan menimbulkan masalah baru lagi.
3.      Management of challange
Yaitu pengelolaan taantangan. Maksudnya untuk mencapai kesadaran diri yang baik maka individu haruslah bisa mengelola tantangan ataupun masalah yang dialami dengan baik. dengan memulai menentukan visi ataupun misi dalam hidup. Konsep kesadaran diri ini harus juga melalui suatu analisa SWOT (strength, weakness, opportunity, threath atau kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman). Kalau sudah menggunakan konsep ini kemudian dilakukan action yang merupakan bagian fungsi dari manajemen planning, organizing, actuating, controlling atau perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol. Jadi kita dituntut untuk menyetir keadaan bukan disetiri oleh keadaan.
4.      Power full of self empowerment
Yaitu memberdayakan diri secara penuh. Setelah mengelola atau memanage masalah dan rencana tujuan yang akan dilakukan maka manfaatkan dan gunakanlah potensi-potensi diri yang dimiliki dengan totalitas yang penuh.
Jadi pada intinya untuk menumbuhkan kesadaran diri (self awarenness) pada diri setiap manusia maka dibutuhkan mobilisasi dari manusia itu sendiri. Yang harus dilakukan oleh TS yaitu move on (bergerak) dari pemikiran yang selalu merasa menyesal dan kecewa serta sikap pasif dan statisnya itu ke arah yang lebih positif lagi agar hidupnya dinamis dan tercapai kebahagiaan dalam hidupnya.


[1] Drs. H. Isep Zainal A., M.Ag., Bimbingan Penyuluhan Islam, (PT RajaGrafindo Persada, Jakarta: 2009) hlm.16
[2] Prof. DR. Sofyan S. Willis, Konseling Individual, (Alfabeta, Bandung: 2011) hlm. 60
[3] J.P. Chaplin, penerjemah : Dr. Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psikologi, (PT Rajagrafindo Persada, Jakarta: 1981) hlm.307

Sabtu, 24 November 2012

Analisis SWOT (terhadap diri sendiri)


ANALISIS SWOT
(terhadap diri sendiri)
 v  Visi
Menjadi individu solutif yang diperhitungkan di dunia konseling / dakwah serta menjadi individu yang sehat secara ruhani dan jasmani sehingga tercapai kebahagiaan hidup.
 v  Misi
Melakukan hal yang baik untuk menjadi tauladan dengan lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam bertindak serta melaksanakan amanah dengan tanggung jawab dan totalitas yang penuh.
 v  Analisis SWOT
Ø  S          strenght (kelebihan)
·         Memiliki prestasi akademik yang cukup baik
·         Lebih unggul dalam segi logika
·         Pendengar setia curahan hati orang lain
·         Memiliki afeksi yang cukup baik (peka)
·         Bisa menyimpan rahasia (tidak comel)
·         Membangun hubungan baik dengan teman
·         Berpenampilan cukup ramah dan menarik . hehe
Ø  W         weakness (kekurangan)
·         Kurang percaya diri tampil di depan umum
·         Sedikit pendiam (statis)
·         Kurang cakap berbicara didepan orang banyak
·         Tidak mudah akrab dengan orang yang baru dikenal (butuh waktu untuk beradaptasi)
·         Kurang suka membaca
·         Kadang suka plin-plan
Ø  O         opportunity (peluang/kesempatan)
·         Adanya peraturan yang mewajibkan setiap sekolah maupun perguruan tinggi memiliki guru BK (bimbingan Konseling)
·         Ciri manusia hidup yaitu adanya masalah maka perlu adanya konselor solutif yang dapat membantu
·         Selama manusia masih hidup maka selama itu pula proses dakwah / konseling dibutuhkan
Ø  T          threat (tantangan)
·         Lulusan perguruan tinggi lain yang bonafit (lebih terkenal)
·         Meningkatnya persaingan diantara lulusan sarjana
·         Lebih banyak tenaga kerja yang berpengalaman
·         Kadang merebaknya KKN di segala bidang

Internal
Eksternal
S
W
O
Dengan mengembangkan suatu strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk memanfaatkan Peluang (O) yang ada.
Strategi dalam memanfaatkan peluang (O) untuk mengatasi kelemahan (W) yang ada
T
Strategi dalam memanfaatkan kekuatan (S) untuk menghindari ancaman (T).
Strategi dalam mengurangi kelemahan (W) dan menghindari ancaman (T).

Ø  Strategi SO
·         Mempertahankan prestasi sehingga lulus dengan nilai yang baik secara kuantitas dan seimbang dengan kualitas.
·         Memulai mencari pengalaman dengan mengajar.
·         Menggunakan logika berpikir yang baik untuk kreatif dalam memecahkan masalah dan dalam penyampaian pesan dakwah.
Ø  Strategi WO
·         Harus bisa lebih aktif dalam berkomunikasi dan berinteraksi.
·         Lebih meningkatkan kepercayaan pada diri dengan meningkatkan kulitas yang dimiliki.
·         Lebih banyak membaca buku dan mencari informasi untuk menambah kosakata agar cakap berkomunikasi.
Ø  Strategi ST
·         Memperbaiki prestasi yang dimiliki dan lebih meningkatkan potensi.
·         Lebih banyak bersosialisasi untuk membangun koneksi.
·         Memperdalam kompetensi dengan terus belajar.
·         Sering melakukan praktek konseling sederhana (menjadi tempat curhat teman-teman).
·         Setelah lulus terlebih dahulu mengambil pendidikan profesi untuk membuka jasa konsultasi.
Ø  Strategi WT
·         Sering bersosialisasi untuk melatih percaya diri.
·         Biasakan berbicara dihadapan orang banyak.

Rabu, 14 November 2012

Mencabik-Cabik Hati Dengan Kedua Tangan Sendiri


Mencabik-Cabik Hati Dengan Kedua Tangan Sendiri

eiiits,, jangan anda bayangkan mencabik-cabik hati dengan menggunakan silet atau pisau secara real/nyata yah.. coz ini bukan cerita kanibal yang sadis seperti itu,, hhe.. maksud dari judul tersebut yaitu menyakiti hati sendiri. Di zaman yang kontemporer yang katanya berbasis teknologi canggih, serba modern, dan serba alay ini (hhe) banyak manusia khususnya remaja yang justru malah menggunakan teknologi tersebut dalam hal yang kurang bermanfaat. Misalnya saja menggunakan akun-akun di jaringan internasional network (internet) untuk ajang menumpahkan semua permasalahannya ataupun sebagai tempat untuk meng-GALAU kalo kata anak-anak zaman sekarang (termasuk saya sech,, hhe). Tapi yang menarik untuk dibahas yaitu tentang kegalauan remaja-remaja sekarang yang hampir 90% gara-gara perasaannya yang pastinya berhubungan dengan hati.
Berbicara mengenai hati pastilah semua manusia memiliki hati. Dalam Islam sendiri kata hati dinamai dengan Qalbu dan Fuadu. Disebut qalbu karena ia menunjukan pusat (jantung) sesuatu. Maksudnya hati dalam tubuh manusia adalah pusat kembalinya segala aktivitas tubuh. Selain itu karena hati manusia sifatnya berbolak-balik. Sedangkan dinamakan fuadu karena bermacam-macamnya pikiran, keyakinan dan perasaan yang tersimpam dalamnya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surat Al-Isra ayat 36 sebagai berikut:
Ÿwur ß#ø)s? $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ/ íOù=Ïæ 4 ¨bÎ) yìôJ¡¡9$# uŽ|Çt7ø9$#ur yŠ#xsàÿø9$#ur @ä. y7Í´¯»s9'ré& tb%x. çm÷Ytã Zwqä«ó¡tB ÇÌÏÈ  
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”
Sifat hati yang berbolak-balik dan karena didalam hati tersimpan berbagai perasaan itulah yang saya diagnosa menjadi penyebab kenapa para remaja sering meng-Galau di akun pribadinya. Sifat bolak-balik di sini maksudnya bahwa hati seseorang itu mudah berubah-ubah terutama dalam hal perasaan, kadang merasa senang, sedih, cemas dll. Contoh kasus seorang perempuan sebut saja Putri, dia telah menyimpan perasaan pada seseorang yang mungkin sama sekali tidak tahu dan tidak menghiraukannya karena Putri tidak pernah mau berbicara akan perasaannya pada pria itu. Selama tiga tahun putri memendam rasa itu dan hanya bisa diam untuk mengagumi dan mencintainya.
Tiga tahun bukanlah waktu yang pendek untuk putri jalani, karena selama itu putri bermain-main dengan perasaannya sendiri, dia merasa senang ketika pria itu bahagia akan tetapi dia juga sering merasa sedih dan selalu menangis ketika melihat pria itu dengan sesosok wanita yang tiada lain adalah pacarnya. Akan tetapi putri masih saja bertahan untuk mencintai pria itu dalam diamnya walaupun putri sudah jarang bahkan tidak pernah melihat pria itu dikarenakan setelah lulus mereka tidak satu sekolah lagi. Putri selalu menumpahkan semua perasaannya secara tersirat dalam status-status galau di akun pribadinya dengan harapan pria itu membacanya dan memberikan respon padanya. Tetapi itu hanya angan-angan putri saja karena faktanya tidak ada sedikit responpun dari pria itu untuknya. Padahal banyak yang ingin memasuki pintu hatinya dan berharap putri membuka pintu hatinya untuk salah satu dari mereka, tapi putri selalu menutup pintu itu dan hanya melihat pintu lain yang justru tertutup untuknya.
Sampe pada akhirnya Putri pun menyerah karena ternyata kegalauannya malah membawa efek negatif dalam hidupnya terutama menyebabkan perubahan prilaku dan kebiasaannya. Lama setelah itu, putri pun menemukan seseorang yang ternyata bisa membuka pintu hatinya kembali dan menjalin hubungan serius dengannya. Saat itu kegalauan putri pun berubah menjadi kebahagiaan baginya. Tapi kalian tahu apa? apaaa??? (lebay.. hhe) Ternyata ketika ada reunian pria yang dulu Putri sukai bilang kalau dia sebenarnya dulu juga sempat menyukai putri dan secara tidak langsung menyatakan perasaannya. Putri pun seketika galau mendengarnya tapi yah mu gimana lagi,, kalau kata Dygta dalam judul lagunya “Cinta Sudah Terlambat” hhe.. dan akhirnya putri tetap memilih untuk mempertahankan hubungannya dan menolak pria itu.
Cerita Putri tersebut adalah fakta dan benar adanya, mungkin sebagian orang di belahan dunia ini pernah memiliki cerita yang sama seperti putri termasuk kalian dan saya (hhe). Dari cerita putri tersebut juga tentunya banyak pelajaran yang dapat kita ambil diantaranya mengajarkan kita untuk tidak sering menggalau dengan perasaan yang kita alami, apa lagi di jejaring sosial yang sifatnya umum karena itu akan membawa dampak negatif bagi diri dan penilaian orang terhadap kita akan berubah. Terus-terus membicarakan, memikirkan kesusahan tanpa ada mobility (keinginan untuk move on) dan hanya statis dalam lingkaran kegalauan malah akan mempersulit dan menyakiti hati kita sendiri. Ayolah kawan jangan sampai kita MENCABIK-CABIK HATI KITA DENGAN KEDUA TANGAN KITA SENDIRI !!!. cobalah untuk berprasangka baik ketika kita merasa cinta kita bertepuk sebelah tangan atau malah hubungan yang kita jalani kandas di tengah jalan, mungkin Tuhan sengaja mau kita berjumpa dengan orang yang salah sebelum menemui insan yang benar agar bila kita akhirnya menemui insan yang benar, kita akan tahu bagaimana untuk bersyukur dengan nikmat pemberian dan hikmah di balik pemberian tersebut. Dan apabila salah satu pintu kebahagiaan tertutup, maka tenang dan bersabarlah karena pintu yang lain akan terbuka untuk kalian, tapi lazimnya kita akan berlama-lama memandang pintu yang telah tertutup itu hingga kita tidak menyadari pintu yang telah terbuka untuk kita.
Jangan sampai menyesal ketika semua pintu yang terbuka tertutup untuk kita karena kita terlalu lama memandang pintu yang tertutup itu, karena jika kita tidak pernah tahu apa yang kita telah punya baik itu kesempatan ataupun kebahagiaan maka itu semua akan hilang dan ketika kita menyadarinya semua itu telah terlambat untuk kita. Toh Memberi seseorang seluruh cinta kita bukanlah satu kepastian yang mereka akan menyintai kita kembali! Jangan harapkan cinta sebagai balasan. Mencintailah dengan tulus tanpa alasan apapun kecuali hanya satu yaitu bahagia bersama. Kebahagiaan seseorang manusia tidak semestinya harus memiliki segala yang terbaik. Mereka hanya membuat yang terbaik dalam hampir apa saja yang datang di dalam perjalanan hidup mereka. Kebahagiaan terletak kepada mereka yang menangis, mereka yang terluka, mereka yang telah mencari dan mereka yang telah mencoba. khawatir dan sedih berkepanjangan pun tidak akan ada manfaatnya untuk kita seperti nasehat dari 'Abdullah Al-Qarani yg mengatakan;
"Janganlah bersedih jika ada anak panah menghunjam hatimu yg dilepaskan oleh orang yang paling dekat denganmu.
karna kamu pasti akan menemukan orang lain yang akan mencabut panah itu dan mengobati lukamu serta akan menjadikanmu dapat hidup dan tersenyum kembali" ^_^

Jumat, 09 November 2012

Tersenyum Dalam Kemarahan

Tersenyum Dalam Kemarahan

Membaca judul tersebut pastinya banyak pertanyaan dalam benak. Mungkinkah ??? bisakah ??? kalo bisa bagaimana caranya ???. tulisan yang akan saya buat ini terinpirasi setelah membaca buku psikologi populer yang berjudul Tenangkan Diri (mengatasi frustasi dan kemarahan) karya Dr Paul Hauck dan setelah melihat seorang teman saya marah-marah di akun pribadinya. Membahas mengenai kemarahan pastilah sudah tidak asing lagi karena setiap manusia di pelosok dunia dan dimanapun dia berada (sedikit lebay hhe) pasti pernah marah. Kemarahan di identikan sebagai emosional yang negatif dan tidak menyenangkan juga dapat menjadi sesuatu yang sangat berbahaya. Dikatakan sangat berbahaya dikarenakan seperti yang kita ketahui dalam berita-berita di TV ada seorang ibu yang tega secara tragis membunuh anaknya sendiri dikarenakan kemarahannya yang tidak tertahankan, sehingga kemarahan tersebut dapat menjadi salah satu penyebab orang masuk penjara. Memang sungguh tragis, masyarakat sekarang pada umumnya kurang mengerti mengenai keadaan psikologis dirinya terutama psikologi kemarahan. Oleh karena itu penting sekali untuk setiap individu mengerti terhadap kemarahan dan berusaha menjadi tidak pemarah.
Menurut Dr. Paul menjadi seorang yang tidak pemarah tidaklah begitu sukar, kalau orang itu terlebih dahulu diberi petunjuk bagaimana mencapai keadaan tenang (unangry state). Sebelum membahas lebih lanjut mengenai petunjuk bagaimana mencapai keadaan tenang (tidak marah), saya akan sedikit bercerita dari fakta empiris yang ada. Sebut saja dia YK, YK adalah seorang ibu yang memiliki tiga orang anak, dia memiliki seorang suami yang suka mabuk. Selama 30 tahun pernikahannya YK selalu saja di hadapkan dengan situasi yang sulit karena kerap sekali dimaki-maki oleh suaminya jika suaminya pulang ke rumah dengan keadaan mabuk, dan selama itu pula YK selalu berbalik marah kepada suaminya. Keluarga YK jadi jatuh miskin karena kekayaan yang mereka miliki dihabiskan oleh suaminya untuk bermabuk-mabukan. Mengenai permasalahan tersebut Dr. Paul hanya menyarankan YK dengan sungguh-sungguh agar YK menerima suaminya sebagai seorang pemabuk dan relaks. YK tidak perlu marah balik ketika suaminya memaki dia, karena suaminya orang yang sakit dan tidak dapat menolong dirinya sendiri. Dengan seperti itu YK akan lebih tenang, akan tetapi bukan berarti YK hanya harus bersikap manis semanis kue tart dan menganggap semua kelakuan suaminya bukan merupakan persoalan baginya. Itu merupakan suatu permasalahan yang harus dipecahkan, akan tetapi YK belum mampu untuk itu karena selama tiga puluh tahun mencoba tidak dapat mengubah kelakuan suaminya.
Mungkin YK tidak jauh berbeda dengan kita yang selalu marah, benci, kecewa ataupun sakit hati bahkan frustasi ketika kenyataan yang di dapati tidak sesuai dengan harapan kita. Ketika perasaan yang selalu di permainkan dalam suatu hubungan kita pasti akan sakit hati dan marah terhadap dirinya, ketika salah satu anggota keluarga kita bikin ulah dan menyebabkan hal negatif dalam keluarga, kita pasti marah dan malah sampai memaki-maki. Hal seperti itu justru malah dapat menyebabkan neurotik (penyakit jiwa). Kenapa tidak kita hadapi dengan senyuman saja, menahan amarah yang dirasakan karena tidak ada orang lain yang dapat membuat kita marah kecuali diri kita sendiri, mengapa harus marah terhadap seseorang yang sebenarnya dia sendiri sedang kalut, maafkan keburukannya dan dengan demikian kita akan memperoleh keuntungan besar yaitu ketenangan. Ketenangan akan membawa kebahagiaan dalam hidup. ^_^
Kalo kita bisa tenang dan sabar dalam menghadapi frustasi tentu kita akan memperoleh ketenangan jiwa yang paling besar. Bersikap marah justru tidak dapat menghilangkan frustasi, malah dapat menimbulkan depresi, dan akibat dari itu semua yaitu harus dibayar dengan hati yang tersakiti. Adapun akibat yang merugikan dari kemarahan antara lain :
1.     Kemarahan hampir selalu memperbesar frustasi
2.    Marah hanya menghalangi anda memecahkan masalah
3.    Akan menyebabkan kesehatan mental yang buruk
4.    Kemarahan dapat membuat kita sakit secara fisik
5.    Kemarahan menyebabkan timbulnya beberapa prilaku manusia yang paling bejat, seperti pembunuhan, dll.

So... tersenyumlah kauand.. dan tenanglah dengan masalah-masalah yang datang menghampiri kita, karena ciri dari manusia hidup itu memiliki masalah, hanya orang matilah yang tidak memiliki masalah yang berkaitan dengan dunianya. Masalah bisa mendewasakan kita ko, jika di ibaratkan hujan itu adalah masalah atau kesulitan dan mentari itu adalah kemudahan, maka kita butuh keduanya untuk melihat indahnya pelangi. ^_^ senyum itu mudah ko,, tapi efeknya indah, seperti dalam sebuah buku dikatakan bahwa kebahagiaan yang cepat sampai pada seseorang yaitu dengan senyuman, jadi mari kita tersenyum kauand karena senyum kalian ditunggu banyak orang.. J

Minggu, 04 November 2012

MORAL




                  A. Pengertian Moral
Secara etimologi Istilah moral berasal dari bahasa latin yaitu “mos”, “mores” yang berarti kebiasaan atau adat. Secara terminologi moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Menurut KBBI moral adalah ajaran mengenai baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dll[1].
Moral juga merupakan nilai atau perbuatan yang tegak lurus dengan norma baik adat maupun hukum.
Adapun pengertian moral dalam kamus filsafat dapat dijabarkan sebagai berikut[2]:
1.         Menyangkut kegiatan-kegiatan yang dipandang baik atau buruk, benar atau salah, tepat atau tidak tepat.
2.         Sesuai dengan kaidah-kaidah yang diterima, menyangkut apa yang dianggap benar, baik, adil dan pantas.
3.         Memiliki:
a.         Kemampuan untuk diarahkan oleh (dipengaruhi oleh) keinsyafan benar atau salah.
b.        Kemampuan untuk mengarahkan (mempengaruhi) orang lain sesuai dengan kaidah-kaidah perilaku nilai benar dan salah.
4.         Menyangkut cara seseorang bertingkah laku dalam berhubungan dengan orang lain.


B.  Ciri-ciri Orang yang Bermoral
1.         melakukan tindakan sesuai dengan nilai rasa dan budaya yang berlaku ditengah masyarakat
2.         Tidak takut kepada siapapun kecuali kepada Allah
3.         Tidak mencampur adukan yang haq dan batil[3]
Ÿwur (#qÝ¡Î6ù=s?  Yysø9$# È@ÏÜ»t7ø9$$Î/ (#qãKçGõ3s?ur ¨,ysø9$# öNçFRr&ur tbqçHs>÷ès? ÇÍËÈ  
Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah: 42)
4.         Tidak mencari kemuliaan dari manusia[4]
tûïÏ%©!$# tbräÏ­Ftƒ tûï͍Ïÿ»s3ø9$# uä!$uŠÏ9÷rr& `ÏB Èbrߊ tûüÏZÏB÷sßJø9$# 4 šcqäótGö;tƒr& ãNèdyYÏã no¨Ïèø9$# ¨bÎ*sù no¨Ïèø9$# ¬! $YèŠÏHsd ÇÊÌÒÈ  
(yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. (Q.S. An-Nisa: 139)
5.         Mengamalkan apa yang diucapkan[5]
* tbrâßDù's?r& }¨$¨Y9$# ÎhŽÉ9ø9$$Î/ tböq|¡Ys?ur öNä3|¡àÿRr& öNçFRr&ur tbqè=÷Gs? |=»tGÅ3ø9$# 4 Ÿxsùr& tbqè=É)÷ès? ÇÍÍÈ  
Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?. (Q.S. Al-Baqarah: 44)
6.         Mentaati dan menghargai orang tua

C. Contoh Prilaku Orang yang Bermoral
1.         Disiplin
2.         Bertanggung jawab
3.         Jujur
4.         Amanah
5.         Tidak membuang waktu dengan percakapan dan perbuatan yang tidak bermanfaat
6.         Mempunyai sikap yang proaktif dalam mencari ilmu

D. Cara Membangun Hal yang Baik agar Menjadi Orang yang Bermoral
1.         Diawali dengan niat perubahan dalam diri ke arah yang lebih baik
2.         Memimpin diri sendiri ke hal yang lebih baik
3.         Harus tegas dengan prinsipnya
4.         Mematuhi peraturan/norma dengan kesadaran dalam diri
5.         Senantiasa menghiasi diri dengan sikap, percakapan dan perbuatan yang baik


E. Menghindari Diri dari Hal Buruk dalam Bermoral
1.         Pengendalian nafsu dan keinginan
2.         Pengendalian kebencian / penyakit hati
3.         Pengendalian kegelisahan dan rasa sesak
4.         Pengendalian keragu-raguan
5.         Menghindari dari kemalasan dan kelalaian batin


Daftar Pustaka
Enjang AS. Hajir Tajiri, Etika Dakwah, Bandung, Widya Padjadjaran, 2009.
http://artikel2.com/kumpulan-bermacam2-artikel/04/pengertian-moral
http://loudy92.wordpress.com/2011/03/12/pengertian-moral/



[1] http://artikel2.com/kumpulan-bermacam2-artikel/04/pengertian-moral
[2] http://loudy92.wordpress.com/2011/03/12/pengertian-moral/
[3] Drs. Enjang AS, Etika Dakwah, (Widya Padjadjaran, Bandung: 2009) hlm:50
[4] Ibd
[5] Ibd, hlm:52